fAce dA MuSIc...

Rabu, 07 Maret 2012

Jurusan

Tiba-tiba semalam guru sma saya mengirim pesan, minta tolong untuk menceritakan pengalaman ketika mau memilih jurusan ketika sma. Sekalian saja saya post di sini deh, hhe...


Apakah memilih jurusan itu penting buatmu? Jika ya/tidak kenapa?

Dulu waktu kelas 1 sma, kamu mantap atau bimbang milih jurusan? Coba ceritakan proses kamu memilih jurusan.

Setelah menjalani sma kelas 2 dan 3, apa yang kamu rasakan dengan akibat dari pilihanmu?

Ketika akan kuliah, kamu milih apa? Sesuai tidak dengan jurusanmu?

Setelah kuliah dan mengenal dunia luas, apa makna jurusan itu ternyata, penting/tidak?

Apa sebenarnya hal-hal penting yang perlu disiapkan untuk karir kita di masa depan?

Apa pesan-pesan kamu buat adik-adik yang akan memilih jurusan?

Assalamualaikum Wr. Wb.

Saya salah satu siswa angkatan pertama di sma saya. Sekarang sedang menjalani semester 8, yang Insya Allah semester terakhir saya di jurusan Aeronotika dan Astronotika. (Bukan, ini bukan sekolah astronot ataupun sekolah pilot, hehhe…)

Bertolak belakang dengan kuliah yang saya ambil, sejak duduk di bangku SMP (atau malah dari SD ya?) saya memiliki cita-cita untuk menjadi seorang dokter. Karena itu, saya sudah memastikan kelak saat SMA saya harus berada di jurusan IPA. Terlebih lagi sejak SD saya cukup lemah di bidang IPS, jadi salah satu alasan harus masuk jurusan IPA adalah untuk menghindari pelajaran-pelajaran sosial, hehhe… Bisa dibilang, dulu tanpa ragu saya memilih jurusan IPA. Saat kelas 2 dan 3, saya sih merasa enjoy saja, terlebih lagi ada mata pelajaran favorit saya, yaitu matematika dan biologi. Ketika mengintip buku-buku pegangan anak-anak kelas sebelah saya selalu membatin, ini apaan sih? Kayanya susah banget deh. Untung saya nggak belajar yang kaya ginian.

Saat mendaftar kuliah, saya mencoba tes untuk fakultas kedokteran di berbagai universitas, dan juga fakultas teknik mesin dan dirgantara itb. Dan ternyata yang lolos adalah yang itb. Akhirnya saya memutuskan untuk kuliah di aeronotika dan astronotika, yang dulu namanya adalah teknik penerbangan. (Tapi saya tidak melepaskan mimpi saya di bidang kedokteran begitu saja. Saat ini saya sedang mencoba meneliti tentang alat kedokteran sebagai bahan TA saya. Hal ini juga sebagai pembelajaran, bahwa ilmu teknik yang selama dipelajari bukan hanya khusus dalam satu bidang saja tapi dapat diaplikasikan di bidang lain juga. Tidak bisa jadi dokter, bikin alat yang dibutuhkan oleh dokter pun jadi.)

Awal mula saya tertarik dengan pesawat terbang adalah karena sejak kecil saya sering naik pesawat terbang. Dulu saya tinggal di luar pulau jawa, dan saat libur lebaran saya mudik ke rumah nenek di Surabaya naik pesawat. Saya selalu berpikir pesawat adalah benda penting bagi saya, kalau tidak ada benda ini saya tidak bisa mudik. (Coba kalau dulu saya mudik naik kapal, mungkin sekarang lagi kuliah di teknik perkapalan, hehhe…)

Kuliah di jurusan ini tentu saja memerlukan dasar ipa (terutama fisika dan matematika) yang kuat. Terlebih lagi para dosen saat menjelaskan beberapa materi sering berucap, “ah, yang ini kalian sudah belajar kan ya pas sma dulu. Ya sudah saya lewati saja.” Tinggallah kami saling berpandangan dan bertanya-tanya dalam hati, emang di sma dulu pernah ada yang kaya ginian ya?

Saya tidak terlalu mengerti tentang kuliah jurusan lain, tetapi untuk kuliah yang saya tekuni, saya rasa jurusan saat di sma sangatlah penting dan mendukung. Tetapi saat kita berkarier, jurusan (baik saat sma maupun saat kuliah) bisa dibilang bukanlah hal yang penting. Contohnya adalah salah satu alumni teknik penerbangan, Joko Anwar yang kini berprofesi sebagai seorang sutradara. Nggak ada hubungannya ‘kan antara perfilman dengan penerbangan?

Saat kita bekerja nantinya juga tidak akan ditanya ketika sma dulu jurusan apa. Di dunia kerja yang paling penting adalah softskill yang kita miliki, yaitu kemampuan bekerja sama, berargumen, leadership skill, dan semangat untuk maju serta semangat bersaing (secara positif). Kemampuan ini bisa diasah dengan banyak bersosialisasi, berorganisasi, dan ikut kepanitiaan. Ikut organisasi dan kepanitiaan juga bagus lho untuk mengisi CV, jadi kita punya nilai lebih ketika melamar kerja. Banyak bersosialisasi juga bisa menambah koneksi kita saat mencari kerja. Selain itu sebaiknya kita juga memiliki kemampuan lebih yang lainnya, seperti memahami bahasa asing selain bahasa Inggris.

Kembali ke topik awal, memilih jurusan sebaiknya dilakukan dengan teliti. Jangan ikut-ikutan teman dalam memilih jurusan, karena yang akan menjalaninya adalah kita sendiri. Jika sudah ada cita-cita dan tujuan kuliah yang ingin dicapai, bisa dijadikan salah satu pertimbangan. Jangan merasa jurusan kita lebih baik ataupun lebih jelek dari jurusan ‘tetangga’. Kalau jurusan yang kita inginkan mendapat tentangan dari orang tua, jangan langsung marah-marah dan ngambek. Coba beri pengertian dan jelaskan pada orang tua kenapa jurusan yang kita inginkan itu menurut kita yang terbaik buat diri kita. Yang nggak kalah penting, banyak berdoa dan minta petunjuk Allah. Berdoa agar memiliki ketetapan hati dalam memilih.

Jika nantinya di tengah-tengah kita merasa ‘salah jurusan’, jangan langsung patah semangat dan malas belajar. Jangan juga merasa jadi tidak punya masa depan. Istilahnya kalau sudah terlanjur tercebur ke sungai, jangan diam saja hingga akhirnya tenggelam. Coba gerak-gerakkan kaki dan tangan sedikit sampai bisa menepi. Syukur-syukur kalau jadi bisa berenang maju hingga ke depan.

Terakhir, semangat dan sukses yaaa buat adik-adik. Jangan terlalu galau jurusan, hhe..

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bandung, 7 Maret 2012

Label:

posted by ^o^ at 11.14

0 Comments:

Posting Komentar

<< Home