fAce dA MuSIc...

Minggu, 06 Desember 2009

Dinar & Dirham

Hari Sabtu kemarin, mau makan sama anak-anak di gelap nyawang. Pas berangkatnya lewat taman ganesha. Nah, pas baliknya lewat pelataran masjid Salman.
Ternyata di sana lagi ada pasar Islam. Yang dijual macem-macem, kerudung dan pernak-perniknya, baju, madu, buku, makanan. Seorang teman tertarik dengan kerudung yang di jual di sana. Tadinya sih kita cuman lewat doang, tapi ternyata dia bener-bener pengen, jadinya kita balik lagi deh.. Hee..
Setelah liat-liat dan pilih-pilih, akhirnya dapat yang warna hijau turqoise sama merah fanta seharga 30 ribu. (duh, murah. . .) Uniknya, kita nggak bisa bayar langsung dengan uang 30 ribu. Kita harus tukar dulu uang kita di depan pasar dengan dinar dan dirham! Wow, kirain dinar ama dirham tuh cuman eksis di zaman Rasul doang. Yah, paling banter sekarang cuman di pakai di negara-negara timur tengah sana.

Ternyata nggak..!

Di tempat penukaran, kita dijelasin dulu apa itu dinar dan dirham, mengapa memakai uang itu dan apa kelebihannya di bandingkan dengan uang biasa.

Uang emas dan perak yang dikenal dengan Dinar dan Dirham digunakan sejak awal Islam, baik untuk kegiatan muamalah maupun ibadah (zakat, diyat) sampai berakhirnya kekhalifahan Usmaniah Turki tahun 1924.
Standardisasi berat uang Dinar dan Dirham mengikuti Hadits Rasulullah SAW, "Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk Madinah" (HR. Abu Daud).
Dinar adalah uang emas 22 karat 4.25 gram. Standar hubungan berat antara uang emas dan perak dibakukan yaitu berat 7 Dinar sama dengan berat 10 Dirham. Maka dapat pula dihitung berat 1 Dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan 2.975 gram.

Selain emas dan perak, baik di negeri Islam maupun non Islam juga dikenal uang logam yang dibuat dari tembaga atau perunggu. Dalam fiqih Islam, uang emas dan perak dikenal sebagai alat tukar yang hakiki (thaman haqiqi atau thaman khalqi) sedangkan uang dari tembaga atau perunggu dikenal sebagai fulus dan menjadi alat tukar berdasar kesepakatan atau thaman istilahi. Dari sisi sifatnya yang tidak memiliki nilai intrinsik sebesar nilai tukarnya, fulus ini lebih dekat kepada sifat uang kertas yang kita kenal sampai sekarang .

Emas dan perak adalah mata uang paling stabil yang pernah dikenal. Sejak masa awal Islam hingga hari ini, nilai mata uang Islam dwilogam itu secara mengejutkan tetap stabil dalam hubungannya dengan barang-barang konsumtif. Seekor ayam pada zaman Nabi Muhammad SAW harganya satu dirham. Hari ini, 1400 tahun kemudian, harganya kurang lebih satu dirham. Dengan demikian, selama 1400 tahun, inflasi adalah nol.

Pas iseng-iseng nyari info tentang Dinar-Dirham di internet, ternyata sekarang ini sudah banyak yang tertarik untuk menginvestasika hartanya dalam bentuk Dinar dan Dirham ini. Selain itu, juga banyak yang berpendapat bahwa Dinar-Dirham ini baik untuk menunjang perekonomian, menjaga kestabilan ekonomi, mengurangi ketergantungan ekonomi kita pada negara Amerika dan yang terpenting mengikuti syariat Islam.

Label: , ,

posted by ^o^ at 08.34

0 Comments:

Posting Komentar

<< Home